Wikipedia

Hasil penelusuran

Archive for 2017

Keterlibatan Bawahan Dalam Pengambilan Keputusan


Konsep peran serta  dalam pengambilan keputusan  mula-mula diperkenalkan oleh French et al.(1960), ketika mengatakan bahwa peran serta menujukan suatu proses antara dua atau lebih pihak yang mempengaruhi satu terhadap yang lainnya dalam membuat rencana, kebijakan, dan keputusan. Peran serta bawahan dalam mengambil keputusan sesungguhnya lahir dari desakan kebutuhan psikologis yang mendasar pada setiap individu.

Keinginan untuk berperan serta menurut Archbold (1976) didorongkan oleh kebutuhan akan hasrat akan kekuasaan, ingin memperoleh pengakuan, dan hasrat untuk bergantung pada orang lain, tetapi juga sebaliknya tempat orang bergantung. Pentingnya peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan juga diakui oleh Alutto dan Belasco (1972), karena dengan demikian ada jaminan bahwa pemeran serta(karyawan) tetap mempunyai kontrol atas keputusan-keputusan yang diambil. Apabila pemeran serta tidak dapat mengontrolnya, maka organisasi akan mengalami kerugian, sama dengan tidak ada peran serta sama sekali.

Para managerakan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan para bawahannya, keterlibatan ini dapat formal seperti pengguanaan kelompok dalam pembuatan keputusan; atau informal seperti permintaan akan gagasan-gagasan.Bantuan para bawahan dapat terjadi pada setiap tahap proses pembuatan keputusan. Bermacam-macam bentuk peran serta bawahan dalam pengambilan keputusan telah diperkenalkan oleh sejumlah penulis. Seperti Cotton et al. (1988) yang mencoba mengadakan penelitian terhadap berbagai karya tulis tersebut dengan mengumpulkan lebih dari 400 artikel tentang peran serta dalam pengambilan keputusan. Dimana setiap artikel itu diklasifikasikan ke dalam lima sifat peran serta, yaitu ; formal-tidak formal, langsung-tidak langsung, tingkat pengaruhnya isi dari keputusan, dan jangka waktunya singkat atau lama.

Dari lima sifat peran serta itu dengan memperhatikan berbagai bentuk peran serta yang tersedia dalam kepustakaan, dirumuskanlah 6 kombinasi bentuk peran serta, yaitu:

(1) Peran serta pengambilan keputusan dalam bidang tugas

(2) Peran serta konsultatif

(3) Peran serta jangka pendek

(4) peran serta informal

(5) Hak milik karyawan

(6) Peran serta perwakilan

Dapat disimpulkan bahwa keterlibatan bawahan dalam pembuatan keputusan memiliki sisi positif dan negatif seperti berikut:

Sisi Positif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:

  1. Keputusan relative lebih baik,logis,dan ideal sebab hasil dari pemikiran bersama
  2. Kecendrungan untuk bertindak otoriter dapat terhindarkan
  3. Meningkatkan kerjasama antara anggota grup
  4. Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
  5. Pembinaan anggota grup akan lebih baik
Sisi Negatif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:


  1. Pengambilan keputusan akan memerlukan waktu yang lama
  2. Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
  3. Penanggung jawab keputusan kurang jelas
  4. Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara.




Daftar Pustaka

Keterlibatan Bawahan Dalam Pengambilan Keputusan

Posted by : Lintang Aprian Nur Asa 0 Comments
Keputusan dalam Dunia Manajemen Umum

Teori Keputusan
Dalam kehidupan sehari-hari setiap manusia dihadapkan pada persoalan dimana dia harus mengambil keputusan. Mulai yang sederhana seperti misalnya memutuskan untuk memperpanjang waktu tidur di pagi hari dengan segala resiko yang akan dihadapai, sampai hal-hal yang sulit bahkan komplek.   Keputusan ini dapat bersifat pribadi maupun sosial atau bersifat jangka pendek maupun jangka panjang yang mau tidak mau harus diputuskan, bahkan tidak mengambil keputusanpun adalah bagian dari keputusan itu sendiri.
Dalam bidang pengambilan keputusan, ilmu statistika mempunyai peran yang sangat penting dimana dari jaman awal mula peradaban manusia seperti mengelompokkan benda-benda, atau adanya permainan “astragali” pada jaman mesir kuno, bahkan kaisar romawai Claudius (10 SM – 54 M) telah menulis buku yang berjudul “Bagaimana Menang dengan Dadu”. Seiring dengan perkembangannya, ilmu statistika telah mengembangkan cabang statistik baru yaitu teori keputusan statistika.
Setiap pengambilan keputusan selalu akan menghadapai empat keadaan, yaitu :
a)      Kepastian (certainty)
b)      Ketidakpastian (uncertainty)
c)       Risiko (risk)
d)      Konflik (conflict)
Teori keputusan dalam ilmu statistik berhubungan dengan resiko dan ketidak pastian     :
Keputusan dengan kondisi kepastian terjadi apabila semua informasi yang dijadikan dasar keputusan tersedia dan valid atau informasi bersifat sempurna dan tidak bias.
Keputusan dalam kondisi ketidak pastian menunjukkan kondisi suatu keputusan tidak mempunyai informasi yang sempurna dan probabilitas suatu kejadian tidak diketahui.
Keputusan dalam kondisi beresiko terjadi apabila suatu keputusan tidak mempunyai informasi yang sempurna, namun mempunyai kemungkinan atau probabilitas suatu peristiwa akan terjadi.
Keputusan dalam kondisi konflik yaitu keputusan dimana terdapat dua atau lebih kepentingan. Terhadap kepentingan tertentu memiliki skala prioritas, sehingga keputusan dapat diterima oleh semua pihak. Setiap keputusan dalam statistika mempunyai elemen yang terdiri dari :
a)      tindakan atau alternatif yang tersedia
b)      state of nature  yaitu peristiwa atau kejadian yang tidak dapat dihindati atau dikendalikan oleh pengambil keputusan
c)        hasil atau payoff dari setiap alternatif keputusan
Pilihan atau alternatif adalah membuat setiap keputusan mempunyai minimal dua atau lebih peristiwa
atau kejadian.
State of nature mengambarkan suatu keadaan atau kondisi di luar kendali dari pengambil kebijakan, Kondisi demikian terjadi karena kondisi yang dijadikan dasar pada saat pengambilan keputusan, sudah berubah akibat dari kejadian yang luar biasa.
Hasil atau payoff yaitu kombinasi hasil dari setiap alternatif dan kondisi yang akan terjadi, misalnya pada saat memutuskan untuk berinvestasi tanah, maka jika kondisi baik harga akan naik 20% dan kondisi buruk bisa rugi.
Hubungan elemen-elemen dalam keputusan (peristiwa, tindakan dan hasil) menurut Lind (2002) adalah sebagai berikut :
–          Peristiwa : Ketidakpastian berkenaan dengan kondisi mendatang. Pengambil keputusan tidak mempunyai kendali terhadap kondisi mendatang.
–          Tindakan : Dua atau lebih alternatif dihadapi pengambil keputusan. Pengambil keputusan harus mengevaluasi alternatif, memilih alternatif dengan kriteria tertentu.
–          Hasil : kondisi dimana terjadi sesuai dengan diinginkan atau positif, tidak sesuai dengan yang diinginkan atau negatif dan atau tidak terjadi perubahan atau tetap.

Dua kondisi pengambilan keputusan :
Pengambilan keputusan Beresiko,  memperhatikan:
a)      nilai yang diharapkan (expected value-EV). Nilai EV yang tinggi merupakan keputusan yang terbaik.
b)     memperhatikan kehilangan kesempatan terbaik (expected opportunity loss-EOL). Nilai dengan EOL terendah adalah keputusan yang terbaik.
c)      memperhatikan informasi yang sempurna (expected value of perfect informations-EVPI). EVPI memperhatikan faktor informasi yang sempurna sehingga dapat mengoptimalkan tingkat keuntungan
Pengambilan keputusan dalam Ketidakpastin, beberapa cara untuk mengambil keputusan diantaranya :
a)      Kriteria Laplace yaitu memberikan probabilitas yang sama terhadap setiap kejadian.
b)     Kriteria Maximin yaitu memilih peristiwa yang pesimis dan memilih alternatif yang terbaik.
c)      Kriteria Maximax yaitu memilih peristiwa yang optimis dan memilih alternatif yang terbaik.
d)     Kriteria Hurwicz yaitu membuat koefisien optimis yang mengukur berapa keyakinan terhadap peristiwa optimis dan sebaliknya pesimis.
e)     Kriteria Regret yaitu menentukan hasil dengan opportunity loss, dan mencari nilai yang terendah dari regret maksimum.
Salah satu alat yang digunakan untuk mengambil keputusan dalam teori keputusan adalah “Diagram Pohon Keputusan / Decision Tree” yang berguna untuk menyusun beberapa alternatif dengan hasil bersyarat (conditonal payoff), keputusan yang terbaik adalah dengan nilai EV yang tertinggi.

Tipe Keputusan  Manajemen
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :
a)      Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision)
keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar, Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaari lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur
yang jarang terjadi.
b)      Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision)
 keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur. Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh dari keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan membeli sistem komputer yang iebih canggih. Contoh yang lainnya misalnya adalah keputusan alokasi dana promosi.
c)      Keputusan Terstruktur (structured decision)
keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh dari keputusan, tipe ini misalnya adalah keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain sebagainya

Manajemen dan Pengambilan Keputusan
Manajemen di dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:
a)    Manajemen Puncak | Top Level of Management
Pengambilan keputusan tidak terstruktur digunakan oleh manajemen puncak sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan strategis yang meliputi penentuan tujuan dan sasaran serta rencana jangka panjang organisasi, Manajemen Puncak bertanggung jawab terhadap arah kemajuan perusahaan. Informasi yang dibutuhkan manajemen tingkat ini ialah informasi yang luas mengenai arah kecendrungan perusahaan dan lingkungan eksternal. Manajemen Puncak atau Top Level Management umumnya terdiri atas direksi, CEO (Cheif Executive Officer), GM atau General Manager atau yang sering pula disebut Presiden Direksi (presdir). Direksi merupakan perwakilan dar pemilik perusahaan atau Pemegang Saham, mereka dipilih oleh pemegang saham perusahaan, dan CEO dipilih oleh Dewan Direksi perusahaan.
Ciri ciri dan Peran yang paling utama dari manajemen puncak adalah sebagai berikut:
·         Menentukan rencana, tujuan, serta kebijakan perusahaan atau organisasi
·         Bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen dibawahnya yang ada pada organisasi
·         Memobilisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan yang tersedia
·         Manajemen puncak umumnya bekerja dari pemikiran, perencanaan lalu memutuskan, maka dari itu manajemen puncak juga sering disebut Otak organisasi atau Administrator
·         Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan
·         Manajemen puncak mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang maksimal.
·         Manajemen puncak merupakan otoritas tertinggi pada sebuah organisasi, bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Pemerintah maupun ke Masyarakat umum.
·         Manajemen puncak memerlukan keterampilan konseptual yang lebih dibandingkan keterampilan secara teknis
b)      Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management
Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hierarki pada sebuah perusahaan atau organisasi. Manajemen Tingkat Menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak. Pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajemen pada tingkat ini adalah Keputusan setengah terstruktur (semi-structured decision). Manajemen tingkat menengah bisa meliputi beberapa tingkatan, membawahi dan mengarahkan aktivitas aktivitas manajer dibawahnya. Manajemen pada tingkat ini memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya. Manajemen pada tingkat menengah ini umumnya terdiri atas Kepala Departemen atau HOD, Manajer Cabang, Junior Executive. Kepala Departemen semisal Manajer Keuangan, Purchasing Manager dan yang lain lain. Manajer Cabang contohnya kepala cabang perusahaan atau unit lokal. Junior Eksekutif contohnya adalah Asisten Manajer Pembelian, Asisten Manajer Keuangan dan yang lainnya. Manajemen Tingkat Menengah ini dipilih oleh Manajemen Puncak. Tugas dan peran manajemen tingkat menengah beberapa diantaranya seperti berikut ini:
·         Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen puncak
·         Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak
·         Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen yang ada
·         Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih rendah posisinya
·         Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga 5 tahun
·         Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen tingkat menengah ini merupakan perantara manajemen puncak dengan manajemen yang lebih rendah.
·         Bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Direksi dan CEO perusahaan
·         Membutuhkan keterampilan yang lebih manajerial serta teknis dan kurang membutuhkan keterampilan yang sifatnya konseptual
c)      Manajemen Lini Pertama (First Line Management)
Manajemen Lini Pertama atau Low Level Management adalah tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah organisasi yang memimpin serta melakukan pengawasan terhadap tenaga tenaga operasional pada sebuah perusahaan atau organisasi serta tidak membawahi manajer yang lain. Pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajemen pada tingkat ini adalah Keputusan terstruktur (structured decision). Manajeemn Lini Pertama ini umumnya terdiri atas mandor dan pengawas yang dipilih oleh manajemen level menengah. Mereka biasanya juga disebut dengan tingkat Supervisor atau pengawas. bahkan mereka pula dikenal sebagai manajemen operasional yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan rencana rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen yang lebih tinggi. Manajemen tingkat yang paling bawah ini melaksanakan beberapa aktivitas seperti berikut ini:
·         Mengarahkan karyawan atau pekerja
·         Mengembangkan moral kepada para karyawan
·         Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah dan para pekerja
·         Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau pekerja
·         Manajemen tingkat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengendalikan dan mengarahkan pekerja
·         Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. tidak menyusun rencana jangka panjang
·         Mempunyai kewenangan yang terbatasi namun tanggung jawab yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang dijalankan dari pekerja. Manajemen lini pertama ini dengan teratur harus memberi laporan dan bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen level menengah
·         Manajemen lini pertama ini juga membutuhkan keterampilan yang bersifat lebih teknikal dan kemampuan dalam berkomunikasi.
5.      Tahapan Pengambilan Keputusan
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :
                 a) Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
                 b) Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
                 c) Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
                 d) Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.

Contoh pengambilan keputusan “PT.Proweb Indonesia”
Alam lingkungan perusahaan, perlu sistematika dalam mengambil keputusan. Sistematika ini perlu supaya pengambilan keputusan dalam korporasi jelas dan dapat dipertanggungjawabkan.
Lima langkah pengambilan keputusan itu adalah
  1. Identifikasi masalah dan ketidakjelasan (uncertainties)
Misal untuk meningkatkan pendapatan perusahaan , kita ingin menaikkan harga jual dari produk atau jasa kita.
Jika berhasil maka pendapatan akan naik, tetapi jika menyebabkan calon pelanggan tidak mau beli maka malah menurunkan pendapatan
  1. Mengumpulkan informasi
Kita bisa bertanya kepada sales apakah harga baru tersebut dapat diterima calon pelanggan. Lihat juga bagaimana pesaing-pesaing anda mengerjakan pricing.
Kita juga perlu mengadakan survei pasar apakah calon pelanggan kita bersedia membeli dengan harga baru tersebut.
  1. Membuat prediksi kemungkinan  yang terjadi
Pada tahap ini pikirkan alternatif-alternatif yang mungkin. Silahkan membuat anggaran kenaikan pendapatan dengan harga baru tersebut pada setiap alternatif.
  1. Mengambil keputusan dari alternatif-alternatif yang ada
Silahkan membuat alternatif keputusan termasuk beberapa pilihan harga baru. Bisa juga ada pilihan harga lama tetapi spesifikasi dikurangi sehingga mengurangi biaya produksi. Pastikan tidak ada bias dalam pemikiran kita. Pastikan kita mengambil keputusan dengan obyektif. Dengan pemikiran yang matang silahkan mengambil salah satu alternatif keputusan tersebut.
  1. Mengevaluasi hasil terhadap prediksi yang telah dibuat
Bandingkan hasil dengan prediksi yang telah kita buat dan lakukan evaluasi. Langkah ini penting untuk mengetahui apakah keputusan kita sudah tepat 100%. Jika perlu ada perbaikan-perbaikan, kita dapat memperbaiki langkah-langkah supaya hasilnya sesuai dengan yang kita harapkan.

Studi Kasus
DPR yang masih ragu dalam pengambilan keputusan menaikkan tarif listrik 10%. Ini di karenakan bentroknya pemerintah dengan masyarakat. Pemerintah yang ingin tarif di naikkan, dan masyarakatnyanya yang tidak setuju. Mungkin bagi pemerintah memaksa ingin menaikkan tarif 10% hanya hal biasa saja, tetapi bagi masyarakat apalagi yang tidak mampu ini adalah hal yang berat. Akibatnya pihak DPR pun belum mengambil keputusan apapun untuk menaikkan atau tidak.

Penjelasan Kasus:
Dari contoh kasus pengambilan keputusan dalam organisasi yang diangkat oleh kelompok kami, menurut kami DPR harus mengambil keputusan dengan bijak secepatnya agar permasalahan atau perselisihan dengan masyarakat bisa dapat diselesaikan.

Kesimpulan
1.    Sebelum membuat keputusan, berdoalah kepada Allah dan lalukan shalat istikarah.
2.    Siapkan perangkat ilmu (teori, metodologi) yang cukup sebelum membuat keputusan.
3.    Melakukan musyawarah(sharing experiences) untuk membuat keputusan.
4.    Lebih mengedepankan pertimbangan rasio daripada emosi dalam membuat keputusan.
5.    Hati-hati dari pengaruh (pihak lain), dan jangan lengah serta tidak boleh tertipu (terprovokasi).
6.      Memperhatikan aspek keseimbangan dalam mengkaji keputusan.
7.      Harus teguh-kukuh dan tidak ragu dalam mengambil keputusan.
8.      Bersegerahlah dalam merealisasikan segala keputusan.
9.      Tidak sentralistik (kondisi yang otonom)
10.  Pentingnya dinamika pertentangan dalam mengambil keputusan.
11.  Segala bentuk keputusan yang telah diambil perlu dihormati secara proporsional tetapi jangan mensakralkan.
12.  Moderat dalam keputusan, antar realitas dan cita-cita yang ideal.
13.  Memilih waktu yang tepat untuk mengambil keputusan.
14.  Mesti ada tata aturan yang jelas dalam mekanisme komunikasi secara vertikas dan horizontal.
15.  Memuaskan para eksekutor daripada meggunakan pemaksaan.
16.  Sederhana dalam kuantitas (jumlah) keputusan yang di ambil.
17.  Perlu adanya inovasi dan kreatifitas baru dalam membuat keputusan.
18.  Mesti mengedepankan sikap optimistik daripada sikap pesimistis.
19.  Kealpaan itu merupakan tabiat manusia.
20.  Berani bertanggungjawab ketika mengambil keputusan.
21.  Hindari upaya mengambil keputusan dari menara gading (otoriter).
22.  Sinergikan antara pengalaman orang tua dan semangat anak muda.
23.  Tidak menjadi “Yes Man”, tidak meniru orang lain secara membabi buta dalam membuat keputusan.
24.  Mengedepankan sikap lemah lembut daripada cara keras dan paksa.

25.  Jangan sembarang menolak opini terlalu dini.

Cek Penjelasan Lewat Video :



Daftar Pustaka 


Keputusan Manajemen

Posted by : Lintang Aprian Nur Asa 0 Comments

Ruang Lingkup Manajemen Produksi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

25SEP
1.1      PT. Indofood CBP Sukses Makmur

1.1.1   Sejarah Berdirinya PT. Indofood Makmur

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990 yang diubah dengan Akta No.249 tanggal 15 November 1990 dan yang diubah kembali dengan Akta No.171 tanggal 20 Juni 1991, semuanya dibuat dihadapan Benny Kristanto, SH., Notaris di Jakarta dan telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.C2-2915.HT.01.01Th.91 tanggal 12 Juli 1991, serta telah didaftarkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No.579, 580 dan 581 tanggal 5 Agustus 1991, dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.12 tanggal 11 Februari 1992, Tambahan No.611. Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur, berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH., Notaris di Jakarta.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group.

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Cabang Bandung didirikan pada bulan Mei 1992 dengan nama PT Karya Pangan Inti Sejati yang merupakan salah satu cabang dari PT Sanmaru Food Manufcturing Company Ltd. yang berpusat di Jakarta dan mulai beroperasi pada bulan Oktober 1992. Pada saat itu jumlah karyawan yang ada sebanyak 200 orang

Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado, Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah melalui pemerataan tenaga kerja lokal.


1.1.2   Struktur Organisasi
 struktur
Gambar 1 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk


1.1.3   Job Description

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian dalam struktur organisasi sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai berikut:

1)            Manajer Umum (General Manager)

Manejer utama mempunyai wewenang tertinggi perusahaan yang bertanggung jawab atas berlangsungnya segala kegiatan perusahaan meliputi memimpin mengatur, membimbing dan mengarahkan organisasi perusahaan, dimana kegiatan tersebut untuk mencapai prestasi yang tinggi dalam menghasilkan produk-produk berkualitas dengan jaminan sistem mutu yang selalu terjaga dan dilaksanakan secara konsisten.

2)            Manajer Pabrik (Factory Manager)

Manajer pabrik bertugas dan bertanggung jawab dalam mengatur dan mengawasi kegiatan yang berhubungan dengan produksi dan mengambil tindakan untuk kelancaran jalannya proses produksi. Selain itu manajer pabrik memiliki tugas dan tanggung jawab: (1) Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan manufacturing yang meliputi PPIC, produksi, teknik purchasing dan gudang untuk memperlancar proses pencapaian sasaran perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. (2) meningkatkan usaha dalam bidang peningkatan mutu produk, produktifitas kerja dan pengendalian biaya operasional secara kontinu. (3) Mengatur dan mengendalikan proses manufacturing sesuai dengan standar yang ditentukan.

    Supervisor Produksi (Production Supervisor)

Supervisor produksi bertugas menyempurnakan organisasi, prosedur dan sistem kerja guna pencapaian dalam semua aspek. Menyediakan kebutuhan sarana dan fasilitas kerja sesuai dengan persyaratan.

    Manajer Teknik (Manager Technical)

Bertugas merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan teknik sehingga dapat menjamin kelancaran operasional mesin produksi dan sarana penunjang. Membuat perencanaan kerja yang diselaraskan dengan tujuan manajemen khususnya dalam kegiatan yang menyangkut teknik. Menjaga pelaksanaan perawatan dan perbaikan mesin.

    Manajer Gudang (Warehouse Manager)

Manajer gudang bertugas merencanakan dan mengendalikan kegiatan pergudangan, sehingga tercapai tujuan utamanya, diantaranya keamanan, keakurasian jumlah dan kebutuhan barang yang dikelola, dengan melaksanakan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan manajemen. Menerapkan prosedur kerja, termasuk syarat-syarat, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk menjaga dan memelihara semua aset perusahaan berupa aset tetap atau aset tidak tetap. Menjaga kelancaran dan pelaksanaan semua kegiatan arus transaksi barang melalui penentuan tata letak gudang serta penunjang tenaga pelaksana, agar tercapai pemanfaatan fasilitas dan optimalisasi tenaga kerja.

    Supervisor PPIC

Supervisor ini bertugas merencanakan jadwal produksi dan mengendalikan pengadaan bahan baku (Raw Material)/RM dan barang jadi (Finish Good)/FG. Merencanakan kedatangan RM untuk menunjang kelancaran proses produksi sesuai jadwal yang telah dibuat. Membuat jadwal produksi berdasarkan Confirmed Weekly Order (CWO) yang diterima. Memantau tingkat persediaan dari gudang RM maupun FG sehingga standard dan persediaan penyangga tetap terjaga.

3)             Manajer Pengembangan dan Pengawasan Mutu Produk (Branch Process Development and Quality Manager)

Manajer PDQC bertugas dan bertanggung jawab dalam memeriksa bahan baku, bahan tambahan, produk jadi, dan bahan pengemas. Mengawasi analisa kualitas produksi, bertanggung jawab atas kelengkapan laboratorium untuk analisa dan pengembangan produk. Selain itu BPDQC bertugas dan bertanggung jawab: (1) Mengendalikan semua kegiatan departemen PDQC dalam aspek proses pengendalian mutu untuk menjamin kelangsungan aktifitas perusahaan. (2) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan GLP dan Kalibrasi di laboratorium serta GNP dan HACCP diproses produksi. (3) Mengendalikan semua kegiatan pengendalian mutu pada proses awal pengawasan mutu dan hasil pengawasan serta pengembangan produk. (4) Mengatur dan merencanakan kerja, kebutuhan kerja tenaga kerja, alat bantu dan fasilitas kerja selama masih dalam batas-batas standar baku yang diselaraskan dengan rencana manajemen. (5) Menilai/mengevaluasi kerja staff departemen PDQC.

    Supervisor Pengawasan Mutu Proses (Quality Control Process Spv)

Supervisor pengawasan mutu proses bertugas membantu BPDQC dalam hal sistem pengendalian mutu proses produksi. Memantau & mengendalikan kualitas proses produksi dan produk jadi, sesuai standar mutu yang ditetapkan. Memantau pekerjaan QC Process Spv & bagian administrasi. Melakuaka perbaikan mutu dan cost peralatan untuk kebutuhan analisis.

    Supervisor Pengawasan Mutu Bahan Baku/Produk Jadi (Quality control Raw Material/Finished Good Spv)

Supervisor pengawasan mutu bahan baku/produk jadi bertugas membantu BPDQC dalam hal pengendalian mutu RM & FG serta pengembangan proses produksi. Melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses Incoming Quality Control (IQC), Outgoing Quality Control (OQC) yang meliputi koordinasi QC Field RM & FG serta pelaksanaan penerbitan hasil analisa IQC dan OQC sehingga aktivitas kerja bisa berjalan lancar. Melakukan koordinasi tugas IQ RM & FG, OQC RM & FG serta mengembangkan proses. Menjaga kelancaran tugas penerimaan RM/FG dan OQC RM/FG. Mengawasi pelaksaan GMP HACCP dan SOP pada pergudangan. Mewakili BPDQC jika tidak ada. Memantau, mengevaluasi standar mutu yang telah ditetapkan.

4)            Manajer Keuangan (Finance and Accounting Manager)

Manajer keuangan bertugas dan bertanggung jawab merencanakan, menyiapkan budget dan planning (AOP) untuk menentukan tujuan yang harus dicapai. Memonitor kegiatan operasional dalam hal aspek financialsupaya sejalan dengan AOP. Menandatangani bank instrument (Cek, transfer bank) sesuai dengan batasan yang ditetapkan perusahaan. Verifikasi setiaap pengeluaran biaya ataupun pembelian aset dan penggunaan dana lainnya sesuai dengan batasan yang ditetapkan oleh perusahaan. Menetapkan pelasanaan sistem dan prosedur yang berkaitan dengan keuangan.

5)                 Manajer Personalia (Branch Personnerl Manager)

Manajer personalia memiliki fungsi merencanakan, mengkordinir, mengarahkan dan mengendalikan kegiatan kepersonaliaan yang meliputi hubungan industrial, administrasi kepegawaian, keamanan, kehumasan, dan pelayanan umum untuk mendukung proses pencapain tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu manajer personalia memiliki tugas dan tanggung jawab menciptakan hubungan industrial yang harmonis untuk mencapai ketenangan industrial (ketenangan kerja dan ketenangan usaha) dilingkungan perusahaan. Menyelenggarakan syarat-syarat dan kondisi kerja dalam rangka mewujudkan hak dan kewajiban karyawan dan administrasi kepegawaian secara tepat sebagai syarat untuk meningktkan produktifitas kerja yang optimal. Memberikan dukungan dan pelayanan kepada seluruh pihak agar dapat mencapai standar kerja secara optimal. Membuat analisa pengembangan organisasi secara berkala dan secara aktif ikut mendukung kegiatan-kegiatan pengembangan mutu/Total Quality Management (TQM). Turut serta melaksanakan program HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point).

6)            Manajer Pemasaran (Areaa Sales and Promotion Manager)

Manajer pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab dalam mengkoordinir distribusi produk ke daerah pemasaran, melakukan tugas penjualan dan permintaan produk, menyiapkan rencana penjualan dan permintaan produk, merencanakan dan membuat rancangan promosi, serta membuat rencana penjualan dan permintaan produk.

7)            Purcashing Office

Purchasing memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan dan memelihara prosedur pembelian untuk mengendalikan aktifitas pembelian, mengesahkan dokumen pembelian sebelum dokumen dikirim ke pemasok dan memilih serta mengevaluasi pemasok yang telah ditetapkan.

1.1.4   Tujuan Pendirian

Tujuan didirikannya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung adalah (1) memperluas bidang usaha secara terus menerus melalui bidang usaha internal maupun pengembangan usaha strategis; (2) mengurangi biaya transportasi; (3) selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan; (4) mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang; dan (5) berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Visi dan misi yang ditunjukan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah realistik, spesifik, dan meyakinkan yang merupakan penggambaran citra, nilai, arah dan tujuan untuk masa depan perusahaan.

Visi        : “Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dengan produk bermutu, berkualitas, aman untuk dikonsumsi dan menjadi pemimpin di industri makanan”.

Misi       : “Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia di bidang industri makanan”.

1.1.5   Usaha Awal

Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971. Perusahaan ini mencanangkan suatu komitmen untuk menghasilkan produk makanan bermutu, aman, dan halal untuk dikonsumsi. Aspek kesegaran, higienis, kandungan gizi, rasa, praktis, aman, dan halal untuk dikonsumsi senantiasa menjadi prioritas perusahaan ini untuk menjamin mutu produk yang selalu prima.

Akhir tahun 1980, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mulai bergerak di pasar Internasional dengan mengekspor mi instan ke beberapa negara ASEAN, Timur Tengah, Hongkong, Taiwan, China, Belanda, Inggris, Jerman, Australia, dan negara-negara di Afrika.

1.1.6   Sumber Daya Manusia Perusahaan

Pada saat ini Divisi Noodle, PT ISM memiliki lebih dari 1500 karyawan yaitu sekitar 70% merupakan pegawai pabrik dan 30% adalah staaf manajemen. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh karyawan bervariasi mulai dari SD sampai dengan Strata Satu.

Dalam rangka memperbaiki atau meningkatkan komitmen perusahaan terhadap kepercayaan pelanggan, maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan mutu dan inovasi tenaga kerja adalah melalui pelatihan. Pelatihan yang dilakukan perusahaan terdiri dari tiga kategori, yaitu pelatihan dasar, pelatihan teknis fungsional, dan pelatihan manajerial.

Dalam penerimaan pegawai, Divisi Noodle, PT. ISM, Tbk menerapkan dua sistem. Pertama adalah sistem internal, apabila perusahaan membutuhkan suatu jabatan tertentu, maka akan ditinjau dulu pegawai yang telah ada dan berpotensi untuk promosi jabatan. Kedua adalah sistem eksternal, dimana HRD akan merekrut SDM dari luar yang bermutu dengan spesifikasi pekerjaan yang dibutuhkan melalui kantor Departemen Tenaga Kerja, iklan, Biro Konsultasi, atau dengan pemasangan pengumuman di lingkungan perusahaan.

1.1.7   Perkembangan Perusahaan

Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51 tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Pada awalnya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan pada tahun 1971.

PT. Indofood Sukses Makmur terus mengalami kemajuan. Hal ini dibuktikan dengan adanya pesebaran distribusi produk  yang dipasarkan. Saat ini, PT. memliki 36 pabrik, lebih dari  10 merek dengan 150 rasa dan tipe distributor yang melayani hampir 150.000 outlet.

PT. Indofood Sukses Makmur cabang Bandung merupakan salah satu bagian dari noodle division, PT. Indofood Sukses Makmur memiliki areal kantor dan pabrik seluas 61.640 m². Cabang Bandung daerah cakupan pemasaran di kabupaten dan kota Bandung, Cimahi, Cikampek, Purwakarta, Subang, Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur, Indramayu, dan Sumedang.

PT. Indofood Sukses Makmur TBK cabang Indofood Grup yang bergerak dibidang mie instan merupakan pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat ini perusahaan menjadi perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market leader pada masing-masing brand yang dimilikinya.
1.2         Bahan Baku (Input) PT. Indofood CBP Sukses Makmur

1.2.1   Bahan Baku Utama

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan beberapa bahan baku dalam pembuatan mie instan. Bahan baku yang digunakan didatangkan dari beberapa perusahaan yang telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Adapun bahan baku tersebut adalah :

    Tepung Terigu

Tepung terigu diperoleh dari biji gandum yang digiling. Fungsi tepung terigu dalam pembuatan mie instan, antara lain memberi atau membentuk adonan selama proses pencampuran, menarik atau mengikat bahan lain dan mendistribusikan secara merata, mengikat gas selama proses penggorengan, membentuk struktur mie instan, serta sebagai sumber karbohidrat dan protein.

Divisi Noodle, PT ISM, Tbk menggunakan tiga jenis tepung terigu sebagai bahan baku utama, yaitu strong flour (tepung keras cap Cakra Kembar), medium flour (tepung setengah keras cap Segitiga Biru) dan soft flour (tepung lunak cap Segitiga Hijau). Ketiga jenis tepung tersebut bukan dianggap kelas-kelas mutu tepung, tetapi mempunyai klasifikasi khusus sehingga akan disesuaikan untuk tujuan penggunaan berbeda. Ketiga jenis tepung tersebut sudah mengandung telur sehingga mempunyai kadar protein tertentu. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan penanganan dalam proses pembuatan mie instan. Adapun standar bahan baku tepung terigu dapat terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Standar Bahan Baku Tepung Terigu

No.
               

Jenis Tepung
               

pH
               

Kadar Air (%)
               

Gluten (%)
               

Protein (%)

1.
               

Cakra Kembar
               

5,5-6,8
               

14,5 (max)
               

31 (min)
               

13

2.
               

Segitiga Biru
               

5,5-6,8
               

14 (max)
               

25 (min)
               

10,5-11,5

3.
               

Segitiga Hijau
               

5,5-6,8
               

14 (max)
               

21 (min)
               

9

Tepung terigu cap Cakra Kembar adalah terigu yang bermutu paling baik untuk pembuatan roti dan mie karena memiliki kandungan protein yang paling tinggi, yaitu sebesar 13 % yang dihasilkan dari 100% hard wheat.

    Tepung Tapioka

Tepung tapioka digunakan untuk membentuk tekstur mie menjadi lebih keras, sehingga adonan mudah dibentuk sesuai dengan yang diinginkan. Tepung tapioka yang baik digunakan untuk pembuatan mie instan adalah  memiliki pH 4-8 dan kadar pati 80%. Tepung tapioka ini diperoleh dari perusahaan Darma Grindo, Lampung. Tepung tapioka ini dikemas dalam karung dengan berat per karung 50 kg.

2.2.2        Bahan Baku Penunjang

    Air

Air digunakan untuk membentuk tekstur adonan dan gluten, mengkontrol kepadatan dan suhu adonan, melarutkan garam dan bahan-bahan tambahan lainnya, sehingga bahan-bahan tersebut dapat tersebar secara merata dalam adonan. Air yang digunakan harus air bersih, baik secara kimiawi maupun mikro biologis dan berasal dari Perusahaan Air Minum (PAM).

    Alkali

Alkali merupakan campuran dari zat antioksidan, pengemulsi, pengatur keasaman, pengental, pengembang, pewarna, mineral dan penguat rasa yang aman untuk dikonsumsi dan berfungsi untuk membuat bentuk, warna, rasa dan mutu mie instan lebih baik.

Identifikasi kebutuhan bahan baku adalah penentuan jumlah bahan baku yang diperlukan untuk produksi mendatang. Identifikasi tersebut dilakukan berdasarkan perkiraan penjualan produk mie instan yang dihasilkan perusahaan dan pemakaian bahan baku pada periode sebelumnya.

2.2.3        Pemasok Bahan Baku

PT. Indofood Sukses Makmur TBK Bandung bekerja sama dengan beberapa pemasok (supplier) yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku (raw material) dan bahan pendukung lainnya. Adapun supplier-supplier yang ditunjuk untuk pengadaan bahan baku dan bahan pendukung produksi mie instan dapat dilihat dibawah ini.

Tabel 2 Supplier Raw Material

No
               

Material
               

Supplier
               

Lokasi

1
               

Tepung terigu
               

Bogasari Flour Mills
               

Jakarta

2
               

Minyak goreng
               

Salim Ivomas
               

Jakarta

3
               

Bumbu
               

PT. Food Ingredient Development
               

Cikampek

4
               

Karton Packing
               

Raci Pack
               

Jakarta

Puri Nusa
               

Bandung

5
               

Etiket
               

Supermova
               

Jakarta

Prima Makmur
               

Jakarta

Respati
               

Jakarta

Cipta Kemas Abadi
               

Jakarta

Sistem pembelian dan penerimaan bahan baku pada Divisi Noodle, PT ISM, Tbk melibatkan beberapa pihak yang saling berkepentingan menurut fungsinya dalam perusahaan, yaitu Departemen ASP, PPIC, Purchasing (Pembelian), Ware House (Gudang), PDQC dan Finance and Accounting. Ke enam bagian ini memegang peranan penting dalam pengadaan bahan baku baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga produksi dapat berlangsung karena ketersediaan bahan baku tersebut.

2.2.4   Sistem Persediaan Bahan Baku

Penyimpanan bahan baku berada pada wewenang Departemen Warehouse (Gudang). Dalam manajemen gudang bahan baku Divisi Noodle , PT. ISM, Tbk terdapat penanganan bahan baku, yaitu :

    Penerimaan

Sebelum masuk gudang, bagian penerimaan barang digudang akan mengontrol jumlah yang diterima berdasarkan pesanan (Purcashe Order) dan selanjutnya Departemen Quality Control akan mengambil contoh untuk memeriksa mutu yang telah ditetapkan. Perhitungan jumlah bahan baku tepung terigu dan tepung tapioka akan disesuaikan dengan standar yang telah ditetapkan oleh Divisi Noodle, PT ISM, Tbk. Tepung tapioka mempunyai berat 50 kg per zak, dan perusahaan telah memperhitungkan rendemen, sehingga berat per zak 49,85 kg. Sedangkan untuk tepung terigu, berat per zaknya 25 kg dan perusahaan juga telah memperhitungkan rendemennya sehingga berat per zak 24,55-24,85 kg.

    Penyusunan

Kegiatan pengeluaran bahan baku untuk jenis tepung dilakukan dengan cara diangkat oleh kuli angkut. Setelah bahan baku diturunkan dari truk atau kontainer, bahan baku terlebih dahulu ditumpuk secara bersilang agar saling mengunci antar satu lapisan dengan lapisan lainnya di atas palet, sehingga bahan baku tidak terkontak langsung dengan lantai. Tinggi tumpukan maksimal tepung adalah 10 zak per palet.

    Pengeluaran

Bahan baku yang dikeluarkan mengikuti sistem First In First Out (FIFO) yaitu bahan baku yang pertama masuk ke gudang dikeluarkan lebih dahulu dari gudang untuk proses produksi. Hal ini berkaitan dengan sifat bahan baku yang mempunyai batas kadaluarsa dan kerugian akibat penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku tepung terigu mempunyai batas penyimpanan di gudang bahan baku, yaitu satu bulan. Pada cuaca panas, penyimpanan melebihi satu bulan akan menimbulkan kutu pada tepung terigu.
2.3        Proses Produksi yang Terjadi di PT. ISM

Proses pembuatan mie instan terdiri dari delapan tahap, yaitu mixing (pencampuran), pressing (pengepresan), slitting (pembentukan untaian), steaming (pengukusan), cutting and folder (pemotongan dan pencetakan), frying (penggorengan), cooling (pendinginan) dan packing (pengemasan). Proses yang terjadi pada setiap tahap adalah :

    Mixing atau Pencampuran

Proses mixing adalah proses pencampuran dan pengadukan material-material yang terdiri dari material tepung dan air alkali (campuran antara air dan beberapa ingredient yang ditentukan) sehingga diperoleh adonan yang merata atau homogen. Mutu adonan yang baik adalah yang tidak lembek dan tidak perau atau dengan kata lain memiliki kadar air sebesar 32% sampai dengan 34%. Proses pencampuran ini berlangsung kurang lebih selama 15 menit dengan suhu 35oC.

    Pressing atau Pengepresan

Selain adonan menjadi homogen, campuran tersebut masuk ke dalam mesin pengepres adonan. Di dalam mesin pengepres, adonan melalui beberapa roll press. Adonan akan mengalami peregangan pada saat dipress dan terjadi relaksasi pada saat keluar dari roll press. Hal ini terjadi beberapa kali pada saat melalui roll press sehingga terbentuk lembaran yang lembut, homogen, elastik, dan tidak terputus dengan ketebalan tertentu. Tebal lembaran yang dihasilkan bergantung dengan jenis mesin yang digunakan. Rataan tebal lembaran yang dihasilkan adalah 1,12 – 1,18 mm.

    Slitting atau Pembentukan Untaian

Suatu proses pemotongan lembaran adonan menjadi untaian mie dan kemudian siap dibentuk gelombang mie. Selanjutnya untaian mie tersebut dilewatkan ke dalam suatu laluan berbentuk segi empat yang disebut waving net, sehingga terbentuk gelombang mie yang merata dan terbagi dalam beberapa jalur.

     Streaming atau Pengukusan

Proses selanjutnya adalah proses pegukusan untaian mie yang keluar dari slitter  secara kontinu dengan menggunakan istream box atau mesin yang memiliki tekanan upa yang cukup tinggi dengan suhu tertentu. Proses pengukusan akan berlangsung selama dua menit dengan suhu pemanasan ± 65oC. Tujuannya adalah memasak mie mentah menjadi mie dengan sifat fisik padat. Dalam proses streaming ini akan terjadi proses gelatinisasi pati dan koagulasi gluten, yang menyebabkan gelombang mie bersifat tetap dan memiliki tekstur lembut, lunak, elastis, dan terlindungi dari penyerapan minyak yang terlalu banyak pada proses penggorengan atau frying.

    Cutting and Folder atau Pemotongan dan Pencetakan

Pemotongan dan pencetakan adalah suatu proses memotong lajur mie pada ukuran tertentu dan melipat menjadi dua bagian sama panjang, kemudian mendistribusikannya ke mangkok penggorengan. Mie dipotong dengan menggunakan alat berupa pisau yang berputar.

    Frying atau Penggorengan

Proses penggorengan adalah suatu proses merapikan mie didalam mangkok pengorengan, kemudian merendamnya di dalam media penghantar panas. Dalam hal ini minyak olein atau minyak goreng pada suhu tertentu dalam waktu tertentu. Tujuan dari proses penggorengan adalah untuk mengurangi kadar air dalam mie dan pemantapan pati tergelatinisasi. Kadar air setelah penggorengan adalah 4% sehingga mie menjadi matang, kaku dan awet.

    Cooling atau Pendinginan

Ruangan pendingin mie adalah ruangan atau lorong yang terdiri dari sejumlah kipas untuk menghembuskan udara segar ke mie-mie yang dilewatkan dalam ruangan tersebut. Tujuan proses pendinginan adalah untuk mendinginkan mie panas yang keluar dari proses penggorengan hingga diperoleh suhu ± 30°C sebelum dikemas dengan etiket. Dengan diperolehnya suhu mie yang rendah sebelum dikemas maka mie akan lebih awet untuk disimpan dalam etiket selama beberapa waktu dan menghindari penguapan air yang kemudian menempel pada permukaan bagian dalam etiket yang dapat menyebabkan timbulnya jamur. Lamanya proses pendinginan adalah kurang lebih dua menit.

Secara Sistematis alur proses produksi mie instan dapat dilihat pada Gambar 1.
alur  
Gambar 2 Diagram Alur Produksi Mie Instan

Sumber daya yang terlibat dalam proses produksi pembuatan mie instan ini tidak terlalu membutuhkan sumber daya manusia yang terlalu banyak karena pengerjaan produksi dilakukan oleh teknologi mesin sehingga SDM yang dibutuhkan pada proses produksi sebatas pengawas jalannya produksi.

Karakteristik perusahaan dalam melakukan kegiatan produksi yang dimiliki PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yakni bersifat mass production, yaitu jenis barang yang diproduksi relatif sedikit tetapi dengan volume produksi yang besar, permintaan produk tetap/stabil demikian juga desain produk jarang sekali berubah bentuk dalam jangka waktu pendek atau menengah.
2.4         Output Produksi PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi noodle merupakan salah satu cabang perusahaan yang dimiliki Salim Group yang memproduksi mie instan. Jenis produk mie instant yang dihasilkan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Bandung dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3 Produk yang Dihasilkan PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk
NO
PRODUK
JUMLAH VARIAN RASA
1Indomie
8
2Indomie Special
2
3Indomie Vegan
2
4Indomie Regional Flavor
11
5Indomie Kriuk
3
6Indomie Jumbo
2
7Indomie SQN
6
8Indomie Paket
4
9Supermie Reguler
4
10Supermie Sedaaap
3
11Supermie Go Series
3
12Sarimi
6
13Sarimi Extra Besar
6
14Sakura
6
15Intermi
1
16POP Mie
15
17Mie Telor
2
18Anak Mas
2
19POP Bihun Spesial
4
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. memiliki orientasi pasar, dimana produksi yang dilakukan oleh perusahaan disesuaikan dengan permintaan pasar. Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen, baik dalam kuantitas maupun kualitas produk. Oleh karena itu, perusahaan selalu mengembangkan inovasi guna memenuhi kepuasan pelanggan, khususnya selera konsumen.

Produk yang dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. divisi mi instan terdiri dari 2 kelompok besar yaitu :

    Bag Noodle, yaitu mie instan dalam kemasan bungkus; dan
    Mie telor, yaitu mi yang dalam proses pembuatannya tidak digoreng melainkan dikeringkan.

Pengemasan mie adalah proses penyatuan dan pembungkusan mie, bumbu, minyak bumbu dan solid ingredient lainya dengan menggunakan etiket sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Tujuan dari proses pengemasan adalah untuk melindungi mie dari kemungkinan-kemungkinan tercemar atau rusak sehingga mie tidak mengalami penurunan mutu ketika sampai kepada konsumen. Setelah dikemas, selanjutnya mie tersebut akan dimasukkan ke dalam karton. Setelah mie dimasukkan ke dalam karton seluruhnya, karton akan direkatkan dan kemudian menuju gudang untuk disalurkan.

Untuk lebih lengkap,cek video dibawah ini :
Kesimpulan :

Mengapa penulis memilih PT Indofood Sukses Makmur sebagai acuan struktur organisasi? yap,seperti yang kalian ketahui, PT Indofood Sukses Makmur merupakan perusahaan industri makanan besar di Indonesia. Perusahaan ini memiliki struktur organisasi yang baik dan tertata rapi. Melalui anak usahanya yakni Salim Ivomas Pratama (SIMP), INDF juga merupakan perusahaan perkebunan terbesar di dunia dari sisi luas lahannya yang mencapai 483 ribu hektar. Jadi yap, INDF ini memang besar sekali. Tapi penulis cukup terkejut ketika membaca laporan tahunan perusahaan, dimana INDF ini ternyata masih terus berekspansi untuk menjadi lebih besar lagi. Terakhir, perusahan milik Grup Salim ini sudah melebarkan sayapnya hingga ke Tiongkok, dengan mengakuisisi China Minzhong Food Corp., sebuah perusahaan pengolahan sayuran. Ini yang membuat saya termotivasi untuk berusaha sekeras mungkin untuk mencapai tujuan hidup.

Motive :

"Kesuksesan itu ibarat menapak di atas jembatan darurat. Ketika kau berhasil melewatinya, kesuksesan telah menanti di seberang sana. Namun jika gagal, kau akan terjatuh dalam derasnya arus sungai. Maka sebelum nekad melangkah, pastikan di bawah sana telah tersedia perahu karet".

Sekian dan terima kasih :)
Source : 1. Text : Ervin Kurnia

              2. Image : Google Images

              3. Video : Youtube
           
              4. Kesimpulan dan Motive : Saya Sendiri :)

Struktur Organisasi Perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

Posted by : Lintang Aprian Nur Asa 1 Comment

- Copyright © Rian's Blog Entertainment and Study - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -